Cari Blog Ini

Selasa, 07 Februari 2012

Prediksi Risiko Alzheimer dengan Tes Darah


Meskipun kini berbagai pengobatan alzheimer telah menggunakan teknologi canggih, melakukan pencegahan sejak dini lebih baik dilakukan, demi meminimalkan risiko seseorang terkena penyakit yang rentan menyerang seseorang di usia 45 tahunan keatas itu.

Seperti yang dilansir melalu medicmagic, Selasa (24/1), melakukan tes darah sederhana bisa menjadi penentu bagi seseorang apakah dirinya memiliki risiko gangguan memori ringan yang merupakan cikal bakal timbulnya penyakit alzheimer.

Temuan ini didasarkan pada penelitian terhadap 143 orang yang mengalami kerusakan fungsi kognitif ringan. Sekitar 37 orang diantaranya menderita penyakit alzheimer dan 46 orang lainnya sehat.

Para ilmuwan menemukan bahwa sel-sel darah tertentu bisa digunakan untuk mengidentifikasi pasien yang mengidap demensia pada tahap awal. Hal ini disebabkan adanya perubahan pada komposisi kimia pada darah seseorang yang dapat menunjukkan proses yang merugikan di otak. Terbukti dari sekitar 52 orang dalam penelitian yang mengidap penyakit fungsi kognitif ringan menderita alzheimer pada 31 bulan setelah penelitian.

Simon Ridley, seorang ahli penyakit Alzheimer di Inggris mengatakan, dengan memperhitungkan miliaran reaksi kimia dalam tubuh, metabolit atau zat yang diproduksi dalam sel, jaringan dan organ dalam proses pertukaran adalah sumber nyata dari informasi yang berguna bagi para ilmuwan.

Studi ini memberikan hasil yang sangat menjanjikan bagi para dokter untuk menentukan mereka yang berisiko tinggi mengembangkan Alzheimer pada tahap awal.

Tidak ada komentar: