Cari Blog Ini

Senin, 28 November 2011

konjungtivitis


Definisi Mata Merah
Mata merah, atau conjunctivitis, adalah kemerahan dan peradangan dari selaput-selaput (conjuctiva) yang menutupi putih-putih dari mata-mata dan selaput-selaput pada bagian dalam dari kelopak-kelopak mata. Membran-membran atau selaput-selaput ini bereaksi pada suatu batasan yang luas dari bakteri-bakteri, virus-virus, agen-agen yang memprovokasi alergi, pengganggu-pengganggu (irritants), dan agen-agen racun, begitu juga pada penyakit yang mendasarinya dalam tubuh. Bentuk-bentuk virus dan bakteri dari conjunctivitis adalah umum pada masa kanak-kanak, namun mereka dapat terjadi pada orang-orang dari segala umur. Secara keseluruhan bagaimanapun, ada banyak penyebab-penyebab mata merah. Ini dapat digolongkan sebagai yang infeksius atau tidak infeksius.
Infeksi-Infeksi Penyebab Mata Merah, Gejala-Gejala Mata Merah Yang Infeksius, Dan Cara Merawat Mereka
Mata Merah Yang Disebabkan Virus
Penyebab yang memimpin dari suatu mata merah yang meradang adalah infeksi virus. Sejumlah virus-virus yang berbeda dapat menjadi bertanggung jawab atas infeksi. Gejala-gejala mata merah yang disebabkan virus biasanya dihubungkan lebih banyak dengan suatu pengeluaran cairan yang tidak berwarna hijau atau kuning. Seringkali, gejala-gejala virus seperti influensa, seperti hidung yang mampat dan hidung yang ingusan, juga hadir. Kelopak-kelopak mata mungkin juga bengkak. Adakalanya melihat pada sinar-sinar yang terang adalah menyakitkan. Ketika mata merah yang disebabkan virus mungkin tidak memerlukan suatu antibiotik, mereka yang terpengaruh harus menemui seorang dokter, karena adakalanya bentuk mata merah ini dapat berkaitan dengan infeksi kornea (bagian jernih dari depan bolamata). Infeksi ini harus dideteksi dan dirawat secara benar. Mata merah yang disebabkan oleh virus adalah sangat menular. Mata merah yang disebabkan virus biasanya hilang dalam tujuh sampai sepuluh hari setelah munculnya gejala-gejala.
Mata Merah Yang Disebabkan Bakteri
Bakteri yang paling umum menyebabkan mata merah yang infeksius adalah staphylococci, pneumococci, dan streptococci. Gejala-gejala mata merah yang disebabkan bakteri termasuk:
  • sakit/nyeri mata,
  • bengkak,
  • kemerahan, dan
  • suatu jumlah kotoran yang sedang sampai besar, biasanya berwarna kuning atau kehijauan.
Kotoran umumnya berakumulasi setelah tidur. Anak-anak yang terpengaruh mungkin terbangun paling tidak senang bahwa mata mereka lengket tertutup, memerlukan suatu handuk yang hangat untuk mengangkat kotorannya. Mata merah yang disebabkan bakteri dirawat dengan berulangkali penggunaan handuk-handuk hangat pada mata-mata (coba terapkan ini pada satu mata anak anda setiap waktu selama suatu video yang ia senangi) dan memerlukan obat-obat tetes antibiotik atau obat salep yang diresepkan oleh dokter.
Hati-hati untuk tidak menggunakan obat yang diresepkan untuk orang lain, atau dari suatu infeksi lama, karena mungkin ini tidak memadai untuk infeksi anda yang sekarang atau mungkin telah tercemar dari infeksi-infeksi lain dengan secara kebetulan menyentuhkan botol obat pada area-area yang terinfeksi. Suatu metode yang aman, efektif, dan kurang menakutkan untuk anak anda, untuk meneteskan obat tetes kedalam mata-mata melibatkan meminta anak anda untuk berbaring, dengan instruksi-instruksi untuk hanya "menutup mata-mata anda", dan menempatkan jumlah-jumlah tetesan yang direkomendasikan pada pojok bagian dalam dari mata, dekat jembatan hidung, dan biarkan mereka membuat suatu "danau" kecil disana. Ketika anak anda bersantai dan membuka mata-mata, obat tetes akan mengalir dengan lembut kedalam selaput-selaput lendir yang terinfeksi tanpa keperluan untuk "memaksa buka" mata-matanya.
Ketika anda merasa bahwa anda atau anak anda mungkin mempunyai mata merah yang disebabkan bakteri, adalah sangat penting untuk menemui dokter anda segera untuk beberapa sebab-sebab. Pertama, jika penyebabnya adalah suatu infeksi bakteri, suatu antibiotik akan diperlukan untuk membantu sistim imun yang melawan infeksi untuk membasmi infeksi ini. Kedua, jika anda mengalami gejala-gejala lain seperti hidung yang ingusan, batuk, sakit telinga, dan seterusnya, ada suatu kesempatan yang baik bahwa gejala-gejala ini disebabkan oleh bakter-bakteri yang sama, dan suatu antibiotik oral mungkin sangat baik diperlukan untuk merawat infeksi ini bersama dengan obat-obat tetes antibiotik atau obat salep untuk mata. Akhirnya, dokter anda akan ingin meniadakan kemungkinan bahwa infeksi telah menyebar ke area-area dimana gejala-gejalanya mungkin masih belum nampak.
Mata Merah Chlamydia
Mata merah yang disebabkan oleh infeksi dengan chlamydia adalah suatu bentuk yang tidak umum dari mata merah yang disebabkan bakteri di Amerika, namun adalah sangat umum di Afrika dan negara-negara Timur Tengah. Ia dapat menyebabkan mata merah pada dewasa-dewasa. Ia adalah penyebab mata merah pada remaja-raemaja dan dewasa-dewasa yang dapat ditularkan secara seksual. Mata merah Chlamydia secara khas dirawat dengan tetracycline (kecuali pada anak-anak dibawah umur 8 tahun, karena kemungkinan pelunturan warna gigi) atau erythromycin.
Kondisi-Kondisi noninfeksius Yang Menyebabkan Mata Merah, Gejala-Gejala Mata Merah Noninfeksius, Dan Cara Merawat Mereka
Mata Merah Karena Alergi
Gejala-gejala dan tanda-tanda mata merah karena alergi biasanya disertai oleh gatal yang hebat, keluar airmata, dan pembengkakan selaput-selaput mata. Penyebab-penyebab yang sering termasuk serbuk sari musiman, dander hewan, dan debu. Ia seringkali musiman dan disertai oleh gejala-gejala alergi khusus lain seperti bersin, hidung yang gatal, atau tenggorokan yang gatal. Handuk dingin dan lembab dipakaikan pada mata dan obat tetes mata decongestant over-the-counter dapat menyediakan keringanan/pembebasan. Dokter anda dapat meresepkan obat-obat yang lebih kuat jika obat-obat ini tidak memadai.
Mata Merah Karena Kimia
Mata merah karena kimia dapat berakibat ketika segala senyawa yang mengiritasi masuk ke mata-mata. Pengganggu-pengganggu (irritants) yang menyerang yang umum adalah:
  • pembersih-pembersih rumah tangga,
  • spray-spray dari segala macam,
  • asap,
  • kabut campur asap, dan
  • bahn-bahan pengotor industri.
Penyakit-Penyakit Yang Mendasarinya
Mata merah yang gigih (conjunctivitis) mungkin suatu tanda dari suatu penyakit yang mendasarinya dalam tubuh. Paling sering ini adalah penyakit-penyakit rheumatic, seperti rheumatoid arthritis dan systemic lupus erythematosus. Conjunctivitis juga terlihat pada penyakit Kawasaki (suatu penyakit yang jarang yang dihubungkan dengan demam pada bayi-bayi dan anak-anak yang muda) dan penyakit-penyakit peradangan usus tertentu seperti radang borok usus besar (ulcerative colitis) dan penyakit Crohn.
Subconjuctival hemorrhage
Kemerahan yang terang dari putih-putih mata dapat juga terjadi ketika pembuluh-pembuluh darah yang kecil sekali yang menutupi putih-putihnya mata pecah dari trauma atau perubahan-perubahan tekanan dalam kepala (contohnya, setelah tertawa atau muntah yang kuat, ketika menyelam dibawah air, atau bahkan membengkok dengan kepala dibawah). Kondisi ini disebut subconjunctival hemorrhage, dan ketika itu dapat nampak mengesankan, ia umumnya adalah tidak berbahaya. Ia menyebabkan suatu area lokal dari bagian putih mata (sclera) menjadi memerah dengan hebat. Ia tidak secara khas melibatkan bagian berwarna dari mata (iris) dan tidak mepengaruhi penglihatan.
Mencegah Penyebaran Mata Merah
Bentuk-bentuk mata merah yang infeksius (menular) adalah sangat menular dan disebarkan melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi. Jika anda atau anak anda mempunyai mata merah yang infeksius, hindari menyentuh area-area mata dan cuci tangan-tangan anda seringkali, terutama setelah memakai obat-obat pada area mata. Jangan pernah berbagi handuk-handuk atau saputangan-saputangan, dan buang tissue-tissue setelah setiap penggunaan.
SEKILAS KONJUNGTIVITIS

Conjunctivitis ( konjungtivitis, pink eye ) merupakan peradangan pada konjungtiva ( lapisan luar mata dan lapisan dalam kelopak mata ) yang disebabkan oleh mikro-organisme (virus, bakteri, jamur, chlamidia), alergi, iritasi bahan-bahan kimia.

Boleh dikata masyarakat kita sudah sangat mengenalnya. Penyakit ini dapat menyerang semua umur. Konjungtivitis yang disebabkan oleh mikro-organisme (terutama virus dan kuman atau campuran keduanya) ditularkan melalui kontak dan udara.

PENYEBAB

    *
      Virus (pada umumnya adenovirus)
    *
      Bakteri or kuman ( staphylococcus dan streptococcus )
    *
      Jamur (sangat jarang)
    *
      Chlamydia (Chlamydia trachomatis )
    *
      Alergi (cuaca, debu, dll)
    *
      Bahan kimia ( polusi udara, sabun, kosmetik, chlorine, dll)
    *
      Benda asing.
    *
      Disebutkan pula bahwa parasit dapat menjadi penyebab konjungtivitis.

Kali ini, kita akan membahas sedikit tentang conjungtivitis yang disebabkan oleh virus dan kuman. *supaya ga terlalu panjang, aslinya malas, … hehehe*

KELUHAN

Keluhan yang biasa dialami penderita konjungtivitis, antara lain: mata merah, ngeres (berasa kayak ada pasir atau sesuatu yang mengganjal), gatal, rasa panas, nyeri (kemeng: bhs jawa) di sekitar mata, air mata nerocos (air mata keluar berlebihan).

conjunctiva Keluhan-keluhan tersebut terjadi karena pembengkakan (edema) konjungtiva (bagian dalam kelopak mata: silahkan lihat gambar), serta pembesaran (hipertrofi) kelenjar di sekitar konjungtiva sehingga berasa seperti ada benda di dalam mata.

Kondisi ini membuat tangan tak kuasa untuk tidak mengucek-ucek, akibatnya makin bengkak, makin nyeri, makin lengkaplah penderitaan.

TANDA TANDA

Manakala penderita pergi berobat, maka dokter akan memeriksa mata untuk memastikan tanda-tanda conjungtivitis, yakni:

    * Konjungtiva berwarna merah (hiperemi) dan membenkak.
    * Produksi air mata berlebihan (epifora)
    * Kelopak mata bagian atas nampak menggelantung (pseudoptosis) seolah akan menutup akibat pembengkakan konjungtiva dan peradangan sel-sel konjungtiva bagian atas.
    * Pembesaran pembuluh darah di konjungtiva dan sekitarnya sebagai reaksi nonspesifik peradangan.
    * Pembengkakan kelenjar (folikel) di konjungtiva dan sekitarnya.
    * Terbentuknya membran oleh proses koagulasi fibrin (komponen protein)
    * Dijumpai sekret dengan berbagai bentuk (kental hingga bernanah)

Dalam praktek sehari-hari, dokter dapat mengenali jenis konjungtivitis melalui pemeriksaan langsung berdasarkan ciri-ciri spesifik dari berbagai jenis konjungtivitis dan pola penyebarannya. Karenanya tidak diperlukan pemeriksaan Laboratorium untuk menegakkan diagnosa, kecuali pada kasus-kasus tertentu.

PENGOBATAN

Pada umumnya konjungtivitis sembuh sendiri (self limited) tanpa pengobatan dalam 10-14 hari. Jika diobati biasanya akan sembuh sekitar 3 hari. Pengobatan yang bersifat spesifik bergantung pada penyebabnya.

Konjungtivitis yang disebabkan oleh bakteri, dapat menggunakan antibiotika topikal (obat tetes atau salep), misalnya Gentamycin 0,3%, Chloramphenicol 0,5%, dll. Adapun pengobatan pada konjungtivitis yang disebabkan virus, lebih ditujukan untuk mencegah infeksi sekunder.

Di ndeso™  kami, kebanyakan penderita konjungtivitis mengobati sendiri dengan obat tetes mata yang dijual bebas sebagai langkah awal. Sebagian sembuh dan sebagian akan berobat ketika dirasa makin berat dan mengganggu.

Pada konjungtivitis karena alergi, ditandai dengan mata merah, gatal, tanpa kotoran mata dan berulang di saat-saat tertentu (misalnya oleh paparan debu dan sejenisnya), dapat menggunakan obat tetes mata antihistamin (antazoline 0,5%, naphazoline 0,05%, dan sejenisnya), kortikosteroid (deksamethason 0,1%, dan sejenisnya) atau kombinasi keduanya.

UPAYA PENCEGAHAN (up date )

Untuk mencegah makin meluasnya penularan konjungtivitis, kita perlu memperhatikan langkah-langkah berikut:

    * Usahakan tangan tidak megang-megang wajah (kecuali untuk keperluan tertentu), dan hindari mengucek-ngucek mata.
    * Mengganti sarung bantal dan handuk dengan yang bersih setiap hari.
    * Hindari berbagi bantal, handuk dan saputangan dengan orang lain.
    * Mencuci tangan sesering mungkin, terutama setelah kontak (jabat tangan, berpegangan, dll) dengan penderita konjungtivitis.
    * Untuk sementara tidak usah berenang di kolam renang umum.
    * Bagi penderita konjungtivitis, hendaknya segera membuang tissue atau sejenisnya setelah membersihkan kotoran mata.


Konjungtivitis   DEFINISI
Konjungtivitis adalah suatu peradangan pada konjungtiva.


Konjungtivitis Gonokokal

Bayi baru lahir bisa mendapatkan infeksi gonokokus pada konjungtiva dari ibunya ketika melewati jalan lahir.
Karena itu setiap bayi baru lahir mendapatkan tetes mata (biasanya perak nitrat, povidin iodin) atau salep antibiotik (misalnya eritromisin) untuk membunuh bakteri yang bisa menyebabkan konjungtivitis gonokokal.

Dewasa bisa mendapatkan konjungtivitis gonokokal melalui hubungan seksual (misalnya jika cairan semen yang terinfeksi masuk ke dalam mata).
Biasanya konjungtivitis hanya menyerang satu mata.

Dalam waktu 12-48 jam setelah infeksi mulai, mata menjadi merah dan nyeri.
Jika tidak diobati bisa terbentuk ulkus kornea, abses, perforasi mata bahkan kebutaan.
Untuk mengatasi konjungtivitis gonokokal bisa diberikan tablet, suntikan maupun tetes mata yang mengandung antibiotik.

PENYEBAB
Konjungtiva bisa mengalami peradangan akibat:
·  Infeksi olah virus atau bakteri
·  Reaksi alergi terhadap debu, serbuk sari, bulu binatang
·  Iritasi oleh angin, debu, asap dan polusi udara lainnya; sinar ultraviolet dari las listrik atau sinar matahari yang dipantulkan oleh salju.

Kadang konjungtivitis bisa berlangsung selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun.
Konjungtivitis semacam ini bisa disebabkan oleh:
- Entropion atau ektropion
- Kelainan saluran air mata
- Kepekaan terhadap bahan kimia
- Pemaparan oleh iritan
- Infeksi oleh bakteri tertentu (terutama klamidia).

Pemakaian lensa kontak, terutama dalam jangka panjang, juga bisa menyebabkan konjungtivitis.

GEJALA
Konjungtiva yang mengalami iritasi akan tampak merah dan mengeluarkan kotoran.
Konjungtivitis karena bakteri mengeluarkan kotoran yang kental dan berwarna putih. Konjungtivitis karena virus atau alergi mengeluarkan kotoran yang jernih.

Kelopak mata bisa membengkak dan sangat gatal, terutama pada konjungtivitis karena alergi.

Gejala lainnya adalah:
- mata berair
- mata terasa nyeri
- mata terasa gatal
- pandangan kabur
- peka terhadap cahaya
- terbentuk keropeng pada kelopak mata ketika bangun pada pagi hari.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.

PENGOBATAN
Pengobatan tergantung kepada penyebabnya.

Kelopak mata dibersihkan dengan air hangat.
Jika penyebabnya bakteri, diberikan tetes mata atau salep yang mengandung antibiotik.

Untuk konjungtivitis karena alergi, antihistamin per-oral (melalui mulut) bisa mengurangi gatal-gatal dan iritasi. Atau bisa juga diberikan tetes mata yang mengandung corticosteroid.

Untuk memperbaiki posisi kelopak mata atau membukan saluran air mata yang tersumbat, mungkin perlu dilakukan pembedahan.

PENCEGAHAN
·  Konjungtivitis mudah menular, karena itu sebelum dan sesudah membersihkan atau mengoleskan obat, penderita harus mencuci tangannya bersih-bersih.
·  Usahakan untuk tidak menyentuh mata yang sehat sesudah menangani mata yang sakit.
·  Jangan menggunakan handuk atau lap bersama-sama dengan penghuni rumah lainnya.
·  Gunakan lensa kontak sesuai dengan petunjuk dari dokter dan pabrik pembuatnya.

Rabu, 09 November 2011

Hepatitis A


Kenali Lebih Jauh Hepatitis A

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) penyakit hepatitis...



DINAS Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Jabar) akhirnya menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) penyakit hepatitis A setelah penyebarannya mencakup Kota Bandung, Depok, Bogor, dan Tasikmalaya. Apa dan bagaimana penyebaran penyakit hepatitis A?
Penyebaran penyakit hepatitis A secara massal tidak hanya terjadi di Bandung. Seperti diberitakan Sindo, dalam dua pekan terakhir, puluhan siswa SMKN 2 Depok, Jawa Barat, terindikasi mengidap penyakit tersebut. Mereka mengalami gejala serupa di waktu bersamaan, yakni mata dan kulit berwarna kuning serta tubuh lemas.
Sebelumnya, Oktober lalu puluhan mahasiswa Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung yang mayoritas laki-laki dinyatakan terinfeksi virus hepatitis A saat pelaksanaan ujian tengah semester (UTS). Virus hepatitis A juga menyerang warga di sekitar kampus.
Hepatitis A merupakan golongan penyakit hepatitis yang ringan dan jarang sekali menyebabkan kematian. Virus hepatitis A penyebarannya melalui kotoran penderita yang penularannya melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi, bukan melalui aktivitas seksual atau melalui darah.
"Cara penularannya fecal oral (yaitu melalui makanan yang terkontaminasi oleh tinja yang terinfeksi-red). Virus ditemukan pada tinja dan mencapai puncak 1-2 minggu sebelum timbulnya gejala dan berkurang secara cepat setelah timbulnya gejala disfungsi hati. Masa inkubasinya 15-50 hari, rata-rata 28-30 hari," papar Prof dr Tjandra Yoga Aditama SpP(K) MARS DTM&H DTCE selaku Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan RI, seperti rilis yang diterima okezone, Rabu (9/11/2011).
Dikutip dari Wikipedia, penderita hepatitis A akan mengalami gejala-gejala, seperti demam, lemah, letih, dan lesu, pada beberapa kasus, sering kali terjadi muntah yang terus-menerus sehingga menyebabkan seluruh badan terasa lemas.
Diduga jajanan
Hepatitis A memang bukan penyakit berbahaya karena bisa disembuhkan. Namun apabila terjadi secara bersamaan, tetap harus ada penyelidikan.
Pihak SMKN 2 Depok bersama Dinas Kesehatan Kota Depok, misalnya, melakukan observasi dengan mewawancarai warung dan kantin di sekitar sekolah, termasuk kondisi air tanah. Penyebabnya belum diketahui, tapi kuat dugaan lantaran jajanan dari warung di sekitar sekolah.
Pencegahan dengan PHBS
Dikatakan Prof Tjandra, tindakan terbaik untuk mencegah penyebaran lebih luas adalah pencegahan berupa Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan imunisasi. "Karena Hepatitis A penularannya secara fecal oral, sangat tergantung dengan rendahnya sanitasi, dan personal hygiene, maka dianjurkan kepada masyarakat untuk peningkatan kebersihan, penggunaan jamban yang benar, menerapkan PHBS, misalnya cuci tangan pakai sabun sebelum makan dan sesudah dari toilet," sarannya.
Imunisasi hepatitis A bisa dilakukan dalam bentuk sendiri atau bentuk kombinasi dengan vaksin hepatitis B. Imunisasi hepatitis A dilakukan dua kali, yaitu vaksinasi dasar dan booster yang dilakukan 6-12 bulan kemudian. Imunisasi hepatitis A dianjurkan bagi orang yang potensial terinfeksi seperti penghuni asrama dan mereka yang sering jajan di luar rumah.